This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

belakang rumah ku ternyata bagus ya

Selasa, 19 Februari 2013

PENGENALAN HARDWARE OF ICT


BAB I
PENDAHULUAN

Pada saat ini teknologi informasi tidak dapat lagi dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan.[1] Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti Tren Global melainkan merupakan suatu langka strategis didalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat.[2] Secara geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis ICT akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang akan dating dan perlu diarahkan pada terwujudnya sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan maju. Pada saat ini telah terjadi proses perubahan teknologi informasi, ICT sebagai simbol perubahan itu. Untuk menghadapi perubahan  tersebut hal yang terbaik kita pilih adalah memanfaatkan arus perubahan tersebut sebagai sumber energi.
Pendidikan sedang mengalami perubahan paradigma. Paradigma, tentang guru. Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber, sekarang banyak sumber belajar yang lain selain guru.[3] Perubahan paradigma tentang kurikulum. Kurikulum pada masa lalu ditentukan oleh pemerintah. Akan tetapi saat ini, kita tengah mengalami perubahan dalam penentuan kurikulum, di mana satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Sedangkan pemerintah hanyalah menetapkan standar kompetensi. Sekolah masa depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing.[4]

BAB II
PEMBAHASAN

A.  HARDWARE DAN SOFTWARE
1.    Hardware dan Software dalam tinjauan teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan adalah pemikiran sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan software dan hardware.[5]
Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah instructional technology atau educational technology. Salah satu pendapat ialah bahwa instructional technology means the media born of the communications revolution which can be used for instructional purpose alongside the teacher, the book, and the blackboard.[6] Pengertian teknologi pendidikan ini sama dengan pengertian media pendidikan yaitu bahan dan alat yang terdiri dari perangkat software dan hardware dalam dunia pendidikan.
Unsur perangkat keras atau hardware adalah semua jenis yang berupa alat peraga atau alat bantu, yang berguna untuk mempermudah proses belajar mengajar yang disampaikan seorang guru pada peserta didik agar peserta didik lebih cepat menerima materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Antara lain:
a)      Alat audio visual (seperti TV,VCD, Komputer dan sebagainya)
b)      Alat audio (seperti tape recorder dan pita kaset, radio)
c)      Alat visual (seperti poster hewan-hewan, organ-organ tubuh manusia, peta, proyektor, OHP) dan benda-benda yang lain yang dapat menunjang terjadinya proses belajar.
Alat-alat itu besar manfaatnya, namun bukan merupakan inti atau hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti pendidikan. Namun bila dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program maka akan bermanfaat untuk pendidikan. Program ini adalah Software.
Software adalah perangkat lunak yang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi bisa di operasikan. Software dalam teknologi pendidikan adalah ide-ide atau konsep ilmiah dan sistematis. Fungsinya adalah untuk menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya.[7]
2.    Software dan Hardware ditinjau melalui Komputer
            Hardware atau Perangkat Keras bisa juga diartikan sebagai komponen pada komputer yang dapat terlihat dan disentuh secara fisik. Jadi, rupa secara fisik dari komputer dapat kita sebut sebagai Hardware atau Perangkat Keras. Bagian-bagian dari Hardware antara lain sebagai berikut:[8]
Berdasarkan fungsinya, perangkat keras komputer dibagi menjadi :
a.    Input device ( unit masukan )
b.    Process device (unit Pemrosesan)
c.    Output device (unit keluaran)
d.    Backing Storage (unit penyimpanan)
e.    Periferal (unit tambahan)
Macam-macam perangkat keras (hardware):
a.                      CPU (Central Processing Unit)
alat yang berfungsi sebagai pemroses data.CPU berisi rangkaian sirkuit yang menyimpan instruksi-instruksi pemrosesan dan penyimpanan data.
b.                     Monitor
alat yang mampu menampilkan teks maupun gambar dari data yang sedang diproses dalam CPU.
c.                      Keyboard
alat untuk memasukkan data maupun perintah ke CPU, biasanya terdiri atas rangkaian huruf, angka, dan tombol fungsi lainnya.


d.                     Mouse
alat bantu untuk memberikan perintah dalam memproses data atau mengedit data.
e.                      Printer
alat yang memproduksi keluaran data (output) berbentuk cetak, berupa teks maupun gambar/grafik.
f.                      CD ROM
Alat tambahan (alat peripheral) yang mampu menyimpan dan menuliskan data dan program melalui media CD (Compact Disk).Alat ini didesain mampu menuliskan dan membaca data atau program melalui sistem optik.
g.                     Compact Disk (CD)
Media penyimpanan yang terbuat dari bahan plastik.Proses penyimpanan dan pembacaan data menggunakan sistem optik.
h.                     Floppy Disk
alat tambahan untuk menyimpan atau menuliskan ke dalam disket maupun sebaliknya, ukuran yang umum digunakan adalah ukuran 3,5 inchi.
i.                       Harddisk
alat tambahan untuk menyimpan data dalam kapasitas besar yang dilapisi secara magnetis, saat ini perkembangan harddisk sangat cepat dari daya tampung dan kecepatan membaca data.Perlu kalian ketahui saat ini harddisk memang mutlak ada dalam setiap komputer atau laptop sebagai penyimpan sistem operasi yang permanen.
j.                       Scanner
alat Bantu untuk memasukkan data berupa gambar atau grafik dan mengubahnya ke dalam bentuk digital sehingga dapat diproses dan digabungkan dengan bentuk data yang berupa teks.
k.                     USB Flasdiks
tempat penyimpanan data yang paling digemari karena kapasitasnya yang besar dan beragam selain itu ukurannya yang kecil memudahkan kita untuk membawanya kemana-mana, hadirnya flasdisk telah menggantikan floppy disk yang dulu sering digunakan untuk penyimpanan data yang portable, kapasitas minimum flashdis adalah 128mb sedangkan untuk kapasitas maksimumnya bisa mencapai 40 Gb, lebih kecil dibanding Harddisk External yang kapasitasnya bisa mencapai 1 tera bite (1000 Gb).
software atau perangkat lunak adalah program program yang telah dipasang (install) pada computer dan berfungsi mengendalikan kerja komputer. Istilah ini mencakup application software seperti word processors yang mengerjakan tugas-tugas produktif pengguna, sistem software seperti operating systems yang menghubungkan hardware agar dapat menjalankan software application, and middleware yang mengontrol dan mengkoordinasikan sistem distribusi.
Pada umumnya kita telah mengetahui pengertian ICT, namun seringkali pengertian kita bermacam-macam. Mungkin di antara kita ada yang mengartikan bahwa ICT adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer. Sering pula di jumpai guru yang menganggap ICT adalah urusan guru komputer semata-mata. Apakah kita sudah terbiasa memanfaatkan ICT dalam pembelajaran?. ICT tidak hanya berhubungan dengan komputer saja, dan tidak hanya boleh dikuasai oleh guru komputer, akan tetapi harus dikuasai oleh semua civitas akademika dalam lembaga pendidikan tersebut, hal ini untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran.
ICT adalah Information and Communication Technology.  Dalam bahasa indonesianya adalah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pendayagunaan ICT dalam pendidikan adalah suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada setiap aspek kehidupan.[9] Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal. ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk pendidikan.
ICT selalu terdiri dari dua komponen yaitu hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatuperalatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya terlihat dan bisa  disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak adalah system yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten.[10]
Potensi ICT dalam pembelajaran sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran. Salah satu hasil penelitian menyebutkan potensi TIK sebagai berikut: 10% membaca (teks), 20% mendengar (sound), 30 % melihat (grafis/foto), 50% melihat dan mendengar (video/animasi), 80% berbicara dan melakukan (interaktif). Bila kita gabungkan potensi TIK dalam pendidikan dapat kita lihat sebagai berikut:
  1. Memperluas kesempatan belajar
  2. Meningkatkan efisiensi
  3. Meningkatkan kualitas belajar
  4. Meningkatkan kualitas mengajar
  5. Memfasilitasi pembentukan keterampilan
  6. Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan
  7. Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen
  8. Mengurangi kesenjangan digital
Peran penting integrasi ICT dalam proses pembelajaran adalah untuk membangun keterampilan peserta didik, yaitu:
1.    keterampilan melek ICT dan media (media literacy skills)
2.    keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills)
3.    keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills)
4.    keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills)
5.    keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills).
Faktor Pendukung dan Penghambat Pendayagunaan ICT di Sekolah. Berdasarkan sejumlah survey yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang sering menjadi keluhan para guru, antara lain; tidak tersedianya peralatan, mahalnya akses internet, kurangnya pengetahuan dan kemampuan menggunakan ICT alias gaptek, kurangnya dukungan kebijakan, dll.
Peran Penting Pembelajaran yang mengintegrasikan ICT adalah tantangan pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang memiliki (1) keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills), (2) keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), (3) keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills), (4) keterampilan berkomunikasi efektif (effective communicationskills); dan (5) keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills). Peran guru dan siswa dalam pembelajaran yang mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran seharusnya memungkinkan dirinya untuk:
a.        menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pengarah dan teman belajar.
b.        dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Jika, pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran hanya bertujuan untuk mempermudah guru menyampaikan materi, dimana ia berperan sebagai satu-satunya sumber informasi dan sumber segala jawaban, maka lima keterampilan masyarakat abad 21 yang dicanangkan PBB seperti dijelaskan di atas tidak akan berhasil.[11] Jika pemanfaatan ICT dalam pembelajaran masih membuat siswa tetap pasif seperti guru mengajar dengan menggunakan slide presentasi dimana yang masih dominan adalah dirinya, maka sia-sialah teknologi tersebut diintegrasikan dalam proses pembelajaran yang kita lakukan. Jika itu yang terjadi, maka siswa-siswi kita nanti hanya akan memiliki “PENGETAHUAN TENTANG ... .” bukan KEMAMPUAN UNTUK ..”.[12]
Jadi, secara teoretis, integrasi ICT dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar yang:
1.    Aktif; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2.    Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalampengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami keingintahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3.    Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4.    Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5.    Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
6.    Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan “problem-based.
7.    Reflektif; memungkinkan siswa dapat menyadari dan merenungkan apa yang telah ia pelajari sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8.    Multisensory; memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar, baik audio, visual, maupun kinestetik.[13]

C.  ICT BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
ICT bisa menjadi media yang sangat tepat dalam menyalurkan pesan yang mendorong terciptanya belajar mengajar siswa, termasuk di dalamnya pesan-pesan yang disampaikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).[14] Peranan mata pelajaran PAI di sekolah menempatkan posisi yang sangat strategis dalam memberikan dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik ke depan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai jenjang dasar sampai Pendidikan Tinggi.[15]
Sudah banyak software-software islami yang diciptakan para pakar  yang bisa dimanfaatkan dalam menunjang pembelajaran PAI, seperti halnya power point,  flash, al-Quran digital, Dhuha E-book, dan lain sebagainya. Power Point, misalnya sebagai software yang beberapa tahun terakhir banyak diakrabi oleh beberapa orang dalam mempermudah presentasi adalah sangat cocok untuk pembelajaran  PAI.[16] Power point bisa dikomparasikan al-Qur’an digital, software-software  islami misalnya yaasin multimedia and translation, arabic Qu’an, terjemah Al-Quran lengkap, Moshaf Tafsir, Azan, Sahih Muslim, Sejarah Nabi Muhammad SAW, AyatKursi, Multimedia and Translation, Mobile Book (Holy Quran/Quran Bahasa Indonesia), Panduan Praktis Bahasa Arab, Mobile Paket Hadist, Sahih Al-Bukhari Hadith Pro For Mobile Phones, Hadith Reader Basic Bukhari for Mobile Phones, Index Quran Terjemah Bahasa Indonesia, 99 Asmaul Husna Multimedia on Cellphone, mShalat, Kisah Teladan, Kamus Lengkap, Prayer Times Athan and Qibla, Paket Nasehat Islami Lukman AlHakim, Mobile Doa Harian, Supplications, Hadith Qudsi Pro for Mobile Phones, Quran Reader Arabic with English Translation, Al Azkar, Quran Reader Arabic, Quran Word for Word in Arabic and English, Bahasa Indonesian English Dictionary, 99 Names Allah  for Mobile Phones, Zakat Calculator, Badr Dictionary. Power point juga bisa dikomparasikan dengan lagu yang disesuaikan dengan tema pembelajarannya, flash dan sekaligus juga bisa menerima film-film yang akan mempermudah pembelajaran PAI, karena itu guru bisa memilih software power point, sebagai pendekatan dalam pembelajaran PAI.
Jika guru mampu menguasai flash, maka ia juga akan bisa mempermudah dalam pembelajaran. Program ini bisa menyimpan data banyak dalam pembelajaran PAI. Guru tidak perlu repot-repot dengan pembelajaran  manual menerangkan memakai buku. Guru tinggal membawa laptop dan menyiapkan LCD, dan tinggal mengklik tombol-tombol yang sesuai. Jika ingin lebih mendalam, guru bisa mengklik URL, yang menyambungkan dengan alamat-alamat web di internet. Guru juga bisa menugaskan siswa dalam dunia maya, misalnya lewat Facebook, yang pasti sudah diakrabi oleh siswa.
Dalam penyetoran tugas guru bisa mengefektifkan e-mail untuk penyetoran tugas-tugas harian atau tugas-tugas yang  lain. Media mailing list juga cukup efektif untuk membuat komunitas kelas A/B/ yang lainnya dimana mailing  list bisa saling share terkait dengan pembelajaran antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa bahkan guru dengan guru. Memaksimalkan jejaring social (Facebook, Twitter, Yahoo Massenger, dll ) untuk membuat komunitas yang bisa teredukatif dengan pengetahuan agama Islam minimal mengingatkan hari-hari / waktu untuk beribadah lebih intens waktunya puasa sunnah dll.
Penggunaan akun web/blog bisa menjadikan siswa lebih giat untuk browsing materi, dan sebagai media untuk sosialisasi pemikiran-pemikiran guru/ siswa mengenai beberapa hal atau terkait tema-tema yang diajarkan dikelas. Dengan demikian PAI pun bisa mengikuti perkembangan teknologi yang digandrungi siswa.
Sarana penunjang pengembangan pembelajaran yang  berbasis  ICT berupa komputer dan jaringan internet cukup memadai. Hal tersebut memicu semangat warga sekolah untuk menitik beratkan pengembangan sekolah yang salah satunya pada pengoptimalan pendidikan yang berbasis teknologi dan kecakapan hidup.
Selain faktor pendukung ada juga factor penghambat, dari observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dilapangan menunjukkan bahwa ada beberapa faktor penghambat diantaranya factor internal, factor eksternal dan kurangnya pengetahuan guru tentang teknologi (gaptek).
Factor internal. ICT merupakan produk baru sehingga masih banyak guru-guru yang belum mengenal ICT secara detail sehingga tidak heran jika terkadang lebih pandai muridnya dalam dunia teknologi dari pada gurunya yang kebanyakan dari mereka ketika sekolah dulu tidak mengenal teknologi seperti sekarang.
Factor eksternal.  Sebagian guru masih gagap technology ( Gaptek ) terutama para senior, dan kurang adanya kesadaran baik pengajar maupun peserta didik dalam menggunakan dan memanfaatkan perangkait ICT.





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.              Teknologi pendidikan adalah pemikiran sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan yang dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang terkait dengan software ( perangkat lunak ) dan hardware ( perangkat keras ).
2.              Dalam pengembangan pendidikan agama Islam sangat perlu  dilakukan dan dikuasai meskipun terdapat beberapa faktor penghambat baik eksternal maupun internal namun hal itu bisa diminimalisir dengan cara pemberian pelatihan pada guru terkait aplikasi ICT dalam pembelajaran. Jika hal itu masih belum maksimal maka perlu dibentuk study group untuk transformasi pengetahuan ICT dimana  setiap guru yang mahir menjadi tutor / trainer of ICT bagi grupnya.
3.              Dalam pendidikan karakter yang lagi booming di Indonesia saat ini sangat memungkinkan sekali ditanamkan karakter sensitif sosial dan kejujuran dalam pembelajaran ICT atau pengaplikasian ICT. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa jika peserta didik dihadapkan pada pembelajaran ICT atau yang berkaitan dengan itu akan terlena dalam dunia teknologi misalnya dunia maya, dan enggan bersilaturrahmi atau semakin individualis. Guru sangat perlu untuk memberikan pengarahan  yang intensif pada siswa agar media ICT ini bisa dimanfaatkan pada hal-hal yang positif dan sesuai syariah Islam.


                [1] Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,1994), 28.
                [2] Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: ALFABETA, 2008), 2.
                [3] Nancy Allens. A Planning guide Information and Communication Technogies in Theacher education.( UNESCO, Paris: Place de Fontenoy, 2005), 56-57.
                [4] OECD. Schooling for tomorrow Learning ICT in Schools, ( Franch: 2001) 20.
[5] Nasution. Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 1
[6] Norman Beswick. Commision on Instructional Technology Resource-Based Learning,  (Virginia,1997 )39
[7] Nasution. Teknologi pendidikan... 2.
                [8] Departemen Pendidikan Nasional, blue print TIK untuk pendidikan (Jakarta: Depdiknas, 2005), 29.
[9] Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005
[10] Kusnandar, ade. TIK untuk Pembelajaran, ( modul, Pustekom Depdiknas 2008 ) 5.
[11] (adaptasi dari Division of Higher Education, UNESCO, 2002)” Toward Policies for Integrating ICTs into Education” High level Seminar for Decision Makers a Policy Makers, Moscow.
[12] adaptasi dari Division of Higher Education, UNESCO, 2002) “ Information and Communication Technologies in Teacher Educaation: a Planning Guide”.
[13] Fryer, ICT & media literacy ( UNESCO: 2001) 57.
[14] Azyumardi azra, pendidikan islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 23.
[15] Taufikurrahman Shaleh. Membangun pendidikan Indonesia, Reformasi Pendidikan menuju masyarakat berbasis Ilmu pengetahuan ( Jakarta Pusat : Lembaga Pers dan Penerbitan Pimpinan pusat Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama, 2009), 183.
[16] Kholilurrahman, “ Manfaat ICT dalam pembelajaran PAI”, dalam media dan alat peraga PAI. Smk.blogspot.com ( 28-11-2011), 1.